Latar Belakang
Pelabuhan Sunda Kelapa di masa sekarang Pelabuhan Sunda Kelapa kini
merupakan pelabuhan bongkar muat barang, terutama kayu dari Pulau Kalimantan.
Di sepanjang pelabuhan berjajar kapal-kapal phinisi atau Bugis Schooner dengan
bentuk khas, meruncing pada salah satu ujungnya dan berwarna-warni pada badan
kapal. Setiap hari tampak pemandangan para pekerja yang sibuk naik turun kapal
untuk bongkar muat.
Pelabuhan Sunda Kelapa terletak di ujung sebelah utara kota Jakarta,
di teluk Jakarta, atau tepatnya terletak di jalan Baruna Raya No. 2 Jakarta
Utara, lebih kurang 8 Km sebelah barat pelabuhan laut Tanjung Priok. Luas area
pelabuhan Sunda Kelapa adalah 631.000 m2, sedangkan luas perairannya adalah
12.090.000 m2. Alur pelabuhannya sepanjang 2 mil dan lebar 100 m2 dibatasi
dengan beton.
Di samping pelabuhan terdapat pasar ikan yang tetap ramai hingga
kini. Di depan areal menuju pasar ikan terdapat menara pengawas atau yang dulu
dikenal dengan Uitkijk toren. Sekitar 50 meter ke arah barat menara atau
terdapat Museum Bahari. Di dalam museum ini dapat disaksikan peralatan asli,
replika, gambar-gambar dan foto-foto yang berhubungan dengan dunia bahari di
Indonesia, mulai dari zaman kerajaan hingga ekspedisi modern. Museum ini dahulu
merupakan bangunan gudang tempat menyimpan barang-barang dagang VOC di abad 17
dan 18, dan tetap dipertahankan kondisi aslinya untuk kegiatan pariwisata. Pada
sisi utara museum masih terdapat benteng asli yang menjadi benteng bagian
utara. Memasuki Jln. Tongkol di selatan museum, kita akan tiba di lokasi bekas
galangan kapal VOC atau dikenal juga dengan VOC Shipyard atau VOC dock. Dahulu
kapal-kapal yang rusak diperbaiki di tempat ini. Bangunan panjang dengan
jendela-jendela segi tiga di atapnya kini direvitalisasi sebagai restoran
dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya.
Di sekitar kawasan pelabuhan Sunda Kelapa hingga kini masih terdapat
beberapa peninggalan Belanda yaitu gedung-gedung yang berarsitektur indah dan
megah yang sekarang ini difungsikan sebagai museum yaitu Museum Bahari, bekas
galangan kapal VOC, Museum Fatahillah, Museum Wayang dan lain sebagainya.
Sekitar 2 km dari pelabuhan ini terdapat stasiun kereta api Kota atau BEOS
(Batavia En OmStreken). Wilayah ini merupakan daerah yang ramai dan padat
dengan adanya pusat -pusat pertokoan dan bisnis yang ada di sekitarnya. Karena
itu sejak dahulu kala pelabuhan Sunda Kelapa sudah merupakan pelabuhan penting
karena merupakan wilayah yang strategis dan dekat dari pusat kota.
Pelabuhan
merupakan pintu gerbang dan dapat memperlancar hubungan antara daerah dan pulau
atau bahkan benua dan bangsa untuk dapat memajukan daerah belakangnya atau
hinterland. Dan daerah belakang ini merupakan daerah yang memiliki kepentingan
hubungan ekonomi, sosial, dan sebagainya untuk pelabuhan tersebut.
Download Selengkapnya Dalam Format PDF.
STUDI KAWASAN KONSERVASI KOTA TUA JAKARTA (SUNDA KELAPA)
Terima Kasih .
STUDI KAWASAN KONSERVASI KOTA TUA JAKARTA (SUNDA KELAPA)
Terima Kasih .